Suarametro.net, LANGKAT – Jamiah jongkok di antara puing rumahnya. Tangannya menggenggam sejumput beras—bukan dari dapur, tapi dari abu bekas kebakaran. Itu yang tersisa. Rumahnya hangus, malam jadi saksi, dan hidup harus terus berjalan meski dengan luka hati yang masih mengepul.
Api di Tengah Malam
Jumat (2/5/2025), sekira pukul 00.01 WIB, api melahap rumah Jamiah di Dusun III Paya Remis, Padang Tualang, Langkat. Diduga karena korsleting listrik, api menyebar cepat. Dalam hitungan menit, tak ada yang tersisa. Ia hanya mampu menyaksikan dengan air mata yang mengalir di pipi rumahnya jadi bara, tanpa sempat menyelamatkan satu pun barang.
Ketika Bantuan Tak Hanya Berupa Barang
Kisah Jamiah sampai ke telinga Wakil Ketua DPRD Sumut, Ricky Anthony. Melalui jaringan relawan BAPERA, ia mendapat kabar dan segera turun ke lokasi. Tak hanya membawa bantuan pangan dan tali asih, Ricky juga membawa satu hal yang lebih mahal : Kepedulian.
“Rumah Bu Jamiah ludes tak bersisa. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban dan menghibur hatinya,” ujar Ricky, Rabu (14/5/2025).
Hadir, Melihat, Mendengar
Kehadiran Ricky bukan sekadar simbol politik. Ia datang menjumpai Ibu Jamiah, menembus jauhnya perjalanan dan bau asap yang masih tertinggal. “Saya prihatin. Ia sampai harus memungut beras dari puing untuk makan,” katanya.
Ricky meminta warga tak sungkan meminta bantuan, terutama masyarakat Langkat di wilayah kerjanya.
Tangis di Antara Abu
Jamiah tak bisa menyembunyikan air matanya. “Terima kasih, Pak RA. Semoga Allah membalas semua ini,” ucapnya pelan. Bantuan itu tak mengembalikan rumahnya, tapi cukup untuk membuatnya merasa tak sendirian.
Pesan dari Puing-Puing
Kebakaran ini bukan yang pertama, dan mungkin bukan yang terakhir. Tapi dari peristiwa ini kita belajar: korban bencana tak butuh simpati di media sosial. Mereka butuh kehadiran nyata. Butuh tangan yang menjangkau dan suara yang menguatkan.
Jamiah kehilangan rumahnya, tapi dari puing-puing itu tumbuh harapan baru—tentang kemanusiaan, solidaritas, dan pemimpin yang hadir di saat yang paling dibutuhkan. (MAS)