Daerah  

Api di Hinai Kanan dan Tangan Dingin Ricky Anthony : Ketika Empati Menjadi Pengobat Luka

Suarametro.net, Langkat – Suara jerit dan gemuruh api membelah sunyinya malam di Dusun IV, Desa Hinai Kanan. Irwansyah Putra hanya bisa terduduk lemas, menyaksikan rumahnya lumat dilalap si jago merah. Rabu dini hari (26/3/2025) itu, pukul 01.15 WIB, hidupnya berubah seketika. Tapi dari abu kepedihan, datanglah secercah harapan: Ricky Anthony, Wakil Ketua DPRD Sumut, tiba dengan bantuan dan senyum yang menguatkan. 

Malam yang Menghanguskan
Api itu datang tiba-tiba. Diduga akibat korsleting listrik, kobaran api dengan cepat melahap kayu-kayu reyot rumah Irwansyah. Warga yang terbangun oleh teriakan panik berhamburan, mencoba memadamkan dengan ember dan selang seadanya. Tapi upaya mereka sia-sia. Dalam hitungan jam, seluruh harta benda Irwansyah—foto keluarga, perlengkapan sehari-hari —berubah menjadi arang. 

“Saya hanya bisa menangis. Tidak ada yang tersisa,” ujar Irwansyah, suaranya parau. Pria paruh baya itu kini tinggal di gubuk darurat tetangga, bergantung pada belas kasihan warga. 

Sinyal Duka dari BAPERA
Kabar musibah ini sampai ke telinga Ricky Anthony melalui Barisan Pendukung Ricky Anthony (BAPERA). Tanpa pikir panjang, politisi NasDem itu menggerakkan timnya. “Kami harus segera ke sana,” katanya. Bagi RA—sapaan akrabnya—bencana seperti ini bukan sekadar informasi, tapi panggilan hati. 

Esok harinya, ia tiba di lokasi dengan truk kecil mengangkut beras, minyak, gula, dan sembako lainnya. Juga tali asih untuk meringankan beban sementara. “Ini hanya bentuk kepedulian kecil. Yang lebih penting, Pak Irwansyah tahu dia tidak sendirian,” ujar RA. 

Politisi yang Menyentuh
Kedatangan RA bukan sekadar pencitraan. Sejak lama, ia dikenal kerap turun langsung ke wilayah terdampak bencana, terutama di daerah pemilihannya. “Semangat NasDem adalah memberi manfaat nyata,” tegasnya. 

Bagi warga Hinai Kanan, kehadiran RA seperti oase di gurun. “Kami jarang melihat pejabat datang ke sini kecuali saat kampanye. Tapi Pak RA berbeda,” kata Siti, seorang warga. 

Air Mata dan Doa
Irwansyah tak kuasa menahan haru saat RA menyerahkan bantuan. Tangannya gemetar memegang amplop, matanya berkaca-kaca. “Terima kasih, Pak. Semoga Tuhan membalas kebaikan Anda,” ujarnya. 

RA hanya tersenyum, memeluknya erat. “Tetap semangat ya, Pak. Jangan putus asa.” 

Empati di Tengah Praktik Politisi yang Kerap Bicara
Dalam dunia politik yang acap kali diwarnai transaksional, langkah RA seperti angin segar. Ia membuktikan bahwa politik itu humanis, bisa menyentuh langsung kehidupan warga. 

“Inilah yang kami butuhkan: pemimpin yang mendengar, bukan sekadar bicara,” kata Marwan, tokoh pemuda setempat. 

Musibah Irwansyah mungkin hanya satu dari ribuan peristiwa serupa di Indonesia. Tapi kisahnya mengingatkan kita pada kekuatan empati—bahwa di balik reruntuhan, selalu ada tangan-tangan yang siap mengangkat. Seperti yang dilakukan Ricky Anthony: datang, memberi, dan menguatkan. 

Di Hinai Kanan, abu kebakaran mungkin masih berterbangan. Tapi harapan telah tumbuh kembali. (MAS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: